KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan
a. Pengertian
Bimbingan TIK
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada murid dengan memperhatikan murid itu sebagai individu dan
makhluk sosial, serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu agar
murid itu dapat membuat tahap seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya
dan agar ia dapat menolong dirinya, menganalisa dan menemukan masalah-masalah
temuannya itu demi memajukan kebaha-giaan hidup terutama ditekankan pada
kesejahteraan jiwa (mental), Balitbang,
(1978 : 2).
Menurut Pedoman PPL UMN Malang (1999),
Bimbingan belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa
yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosa,
memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan
kepada individu atau kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali
dirinya sendiri, baik kemampu-an yang dimilikinya maupun kelemahannya agar
selanjutnya dapat mengambil keputusan dan dapat bertanggungjawab dalam
menentukan jalan hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta
dapat memahami lingkungannya, secara tepat sehingga dapat memperoleh
kebahagiaan hidupnya.
Langkah-langkah
bimbingan belajar
l. Mengenal
siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan norma atau ukuran
kriteria tertentu.
2. Mencari
sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.
3. Mencari
usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.
4. Mengadakan
pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak menular kepada yang
lain, Sutijono, S. (1991 : 49).
Jika permasalahan siswa tidak segera
ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang
dapat mengakibatkan rendah Kesuksesannya/tidak lulus, rendahnya Kesuksesan
belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar, S. Sucitae, (1972 : 2).
Langkah-langkah yang ditempuh untuk
menjamin keberhasilan belajar adalah : 1) Identifikasi masalah siswa, 2)
Diagnosa, 3) Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak lanjut).
1) Identifikasi Masalah Siswa
Identifkasi masalah siswa adalah
untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sangat memerlukan
bantuan. Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan merupakan awal
kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk menentukan masalah
yang dialaminya.
Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang terjadi
dijaga, kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami permasalahan
tidak terbebani, tidak ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan permasalahannya
dengan jujur. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawan-cara, dan instrumen.
2) Diagnosa
Diagnosa dilakukan dalam bimbingan
belajar, diartikan sebagai rumusan-rumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta
latar belakang kesulitan dalam Bidang Pribadi, serta kesulitan belajar atau
masalah yang mengganggu aktivitas-nya sehari-hari, sehingga mempengaruhi
belajarnya.
3) Prognosa
Prognosa merupakan kegiatan
memperkirakan permasala-han, apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar
tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat
diberikan kepadanya.
4) Pemberian Bantuan
Bantuan yang diberikan dengan
menggunakan pengarahan, motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan
belajar melalui latihan-latihan dan tugas baik individu maupun kelompok,
secara rutin.
5) Tindak Lanjut
Tindak lanjut kegiatan bimbingan
belajar, untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau ketidakberhasilan,
usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah diberikan.
b. Fungsi
Bimbingan Belajar
1) Fungsi Koratif
Tindak lanjut dari
bimbingan belajar adalah merupakan usaha memperbaiki kekurangtepatan yang sebelumnya
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas antara lain
"kekurangan dalam merumuskan tujuan, dalam menggunakan metode, dalam
menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan materi pelajaran
dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.
2) Fungsi
Penyesuaian
Bimbingan belajar adalah salah satu
motivasi ekstrinsik agar siswa menyesuaikan diri dengan situasi belajar di
kelas. Siswa dapat belajar sesuai dengan kondisi pribadinya, sehingga ia
memiliki peluang yang besar untuk mencapai Kesuksesan belajar yang lebih baik.
3) Fungsi
Akselerasi
Siswa yang lambat belajar dapat
ditingkatkan kecepatan belajarnya melalui program bimbingan belajar, karena
bahan, materi, waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan yang dialami
siswa.
4) Fungsi Terapi
Langsung atau tidak langsung
pemberian bimbingan belajar sedikit demi sedikit menyembuhkan atau memperbaiki
kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan tingkah laku
belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar dapat dilihat dari berbagai
segi, kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa dalam satu kelas yang Kesuksesan
belajarnya rendah jauh dibawah Kesuksesan belajar rata-rata kelas. Dari segi
guru bahwa guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan siswa seluruh kelas,
atau tanggung .jawab atas tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
diterapkan.
c. Teknik
Pemberian Bimbingan
Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara
lain :
1) Bimbingan individual, diberikan
kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda dengan
cara memberikan bimbingan secara langsung berupa latihan atau penugasan secara
individu.
2) Bimbingan Kelompok
a. Bimbingan
kelompok kecil
Bimbingan kelompok kecil antara 2-5
siswa, bantuan ini berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan kelompok atau
tugas kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.
b. Bimbingan kelompok
besar, terdiri dari 6-10 siswa peranan guru sebagai motivator, yang membimbing
sekelompok siswa aktif belajar. Dalam kegiatan ini guru menciptakan situasi
agar diskusi terjadi. Sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam
diskusi, sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi. Materi
dapat berupa latihan atau penugasan yang terkait dengan pembelajaran Bidang Bimbingan
Pribadi dan SosialMateri Psikologi Remaja. Guru berkewajiban untuk memberikan
bimbingan dan bantuan khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar
mampu mengatasi kesulitannya sendiri dengan baik. Adapun langkah yang harus
ditempuh telah diuraikan "di depan" (Identifikasi masalah siswa,
diagnosa prognosa, pemberian bantuan, follow up (tindak lanjut). Pada intinya belajar itu dipengaruhi 2 faktor : 1) faktor
intrinsik dan 2) faktor ekstrinsik.
1) Pengaruh intrinsik
Kemungkinan kondisi siswa pada waktu mengerjakan tugas,
tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.
2)
Pengaruh ekstrinsik
a) Materi Bidang Bimbingan
Pribadi dan Sosialdiberikan guru terlalu mudah atau terlalu sulit, sebab materi
yang terlalu mudah membuat siswa tidak respon (tidak tertantang) karena bosan
dapat berakibat frustasi, apabila materi terlalu sulit.
b) Kemungkinan kegiatan pembelajaran kurang efektif dan
menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dari dua pengaruh di atas siswa mengalami kesulitan belajar.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat "upaya" yang tinggi untuk tujuan-tujuan tertentu
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuh kebutuhan individu. Unsur
"upaya" merupakan ukuran intensitas, bila seseorang termotivasi, akan
mencoba sekuat tenaga dan pikiran untuk belajar lebih baik.
Menurut W.J.S. Poerwadarminta
(1984 : 655) dikatakan kata motivasi ditinjau dari bahasa dapat diartikan
sebagai daya pengarah untuk melakukan sesuatu, demi tercapainya tujuan.
Sedangkan Sukarni Sitiyono, (1992 : 56) mengatakan bahwa "motivasi"
merupakan, suatu dorongan yang ada dalam diri siswa (individu) untuk
menggerakkan suatu aktivitas tertentu dalam rangka mencapai tujuan.
Tujuan yang dimaksud adalah Kesuksesan
belajar siswa meningkat, untuk Peningkatan Kesuksesan belajar itu guru harus
mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif taat ruang yang menyenangkan
kreatif dan pembelajaran serta menciptakan kedisiplinan. Sebab kedisiplinan merupakan
"kata kunci" untuk mencapai suatu keberhasilan utamanya disiplin
waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur lalu tanggung jawab baik di
rumah maupun di sekolah.
Disiplin dalam mengerjakan tugas dapat
tepat waktu sesuai yang telah ditentukan. Dengan demikian motivasi itu akan
timbul yang akhirnya secara sadar akan terbiasa. Sebab motivasi itu bukan
dibawa sejak lahir tetapi perlu dibentuk dilatih, ditimbulkan, dibimbing, dan
didorong, agar siswa termotivasi untuk belajar.
2. Macam-Macam
Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu, motivasi a) intrinsik dan b)
motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi dari dalam. Karena
dalam diri siswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, maka yang dimaksud
motivasi intrinsik dorongan dari dalam diri siswa ingin mencapai suatu tujuan
dalam suatu pembelajaran.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi dari luar adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya, aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan rangsangan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar
Dengan kata lain motivasi dapat
diartikan sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan
sebagai daya upaya seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi
a) Situasi rumah
Ciptakan situasi rumah tangga yang
harmonis jangan ada perselisihan diantara anggota keluarga, ciptakan suasana
keluarga yang kondusif, sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
b) Sarana belajar
Orang tua hendak memperhatikan
sarana belajar baik berupa buku, alat tulis, dan lain sebagainya. Sarana
belajar hendaknya tersedia, dengan lengkap dan dalam keadaan baik. Artinya
sarana belajar itu tidak hanya dilihat ada tidaknya, namun masih layak dipakai
atau tidak, Budi Santoso, D. (1992 :
52).
c) Kesempatan Belajar
Kesempatan belajar yang dimaksud
adalah penyediaan waktu yang cukup dalam suasana damai, tenteram, dalam suasana
keluarga yang kondusif.
d) Pengawasan orang tua
Pengawasan kepada anak-anak itu
penting sekali untuk menimbulkan kecenderungan gemar belajar, karena ada
perhatian orang tua kepada anaknya. Pengawasan tersebut tidak berarti
menghambat anak belajar atau menekan cara belajar, tetapi bersifat mendorong
anak untuk belajar sendiri.
4. Keadaan di
Sekolah
Ada sepuluh sikap baik yang disukai anak :
a. Suka
menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam
serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam pengajaran.
b. Periang
dan gembira, memiliki perasaan humor dan suka menerima lelucon.
c. Bersikap bersahabat, merasa
sebagai seorang guru dalam kelompok kelas.
d. Menaruh
perhatian dan memahami muridnya.
e. Berusaha agar tampil menarik dapat
membangkitkan keinginan dapat membangkitkan keinginan bekerjasama dengan murid.
f. Tugas sanggup
menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat pada anak didik.
g. Tidak ada yang lebih disenangi dan pilih
kasih.
h. Tidak suka mengomel dan mencela.
i. Anak didik
merasakan benar-benar merasakan bahwa ia mendapat sesuatu dari guru.
j. Mempunyai
pribadi yang dapat diambil contoh dari murid dan masyarakat lingkungan.
Profil guru yang ideal adalah
mereka mengabdikan diri berdasarkan hati nurani bukan tuntutan material
oriented yang membatasi tugas dan tanggung jawab mereka sebatas dinding sekolah
atau dengan kata lain sekedar mencari nafkah. Guru mau dan mampu memberi
bimbingan, motivasi belajar.
C. Kesuksesan Belajar
Kesuksesan adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan diciptakan baik secara individu
atau kelompok. Kesuksesan dapat diperoleh melalui perjuangan W.J.S. Poerwadarminta, 1984 berpendapat
bahwa "Kesuksesan" adalah
hasil yang telah dicapai.
Sedangkan belajar
adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari. Sudirman,
AM, (1988) mengemukakan suatu rumusan bahwa belajar sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga psikopisik menuju perkembangan pribadi.
Dari beberapa
pendapat para ahli pada dasarnya ada kesamaan dan dapat disimpulkan bahwa Kesuksesan
belajar adalah hasil belajar yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil belajar. Menurut Imam Nurhidayat Copo (1986 : 52)
mengatakan yang dapat menghambat Kesuksesan belajar adalah sebagai berikut :
1. Intelegensi yang rendah
2. Siswa SMP pada umumnya mereka kurang serius
dalam mengikuti kegitan belajar mengajar.
3. Mungkin guru
kurang pandai menumbuhkan waktu yang baik.
4. Siswa bisa memilih atau menggunakan waktu yang
baik.
5. Para siswa belum bisa menggunakan teknik yang
baik untuk belajar secara efektif dan efisien.
6. Mungkin
orang tua yang kurang memperhatikan terhadap Kesuksesan belajar anaknya.
7. Lemahnya
semangat belajar karena tidak memiliki cita-cita.
8. Kadang-kadang
anak bandel masa bodoh dan kebal peringatan.
9. Tidak
mau belajar secara kelompok, terlalu percaya diri, ternyata masih tertinggal
dengan teman-temannya.
10. Lingkungan belajar yang kurang
baik.
11. Kondisi jiwa anak tidak stabil.
Setelah mengetahui faktor-faktor
yang menghambat keberhasilan belajar, cara-cara untuk meraih keberhasilan
antara lain sebagai berikut :
1. Pendisiplinan
Setiap siswa hendaknya disiplin
waktu artinya pandai membagi waktu. Apabila ada tugas dari guru harus segera
dikerjakan, siswa yang
tidak disiplin waktu bisa saja kesuksesan tertunda dan
lain sebagainya.
2. Pandai memanfaatkan fasilitas
Siswa yang kreatif sudah dapat
mengerjakan tugas sebelum diajarkan oleh guru karena siswa belajar dari televisi,
media masa, media elektronika, radio, ensiklopedia dan lain sebagainya.
3. Membentuk
kelompok diskusi
Dalam diskusi peran serta siswa
diharap semua aktif, baik menjadi penanya atau penjawab. Untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, terjadi interaksi siswa-siswa dan guru-siswa.
4. Perlu
motivasi
Pada dasarnya hambatan yang ditemui
seorang yang sedang belajar adalah menyangkut teknik cara belajar pendorong
belajar berupa motivasi.
5. Jangan
malu bertanya
Pada umumnya malu bertanya adalah
penyakit dalam belajar, karena hal ini tidak menguntungkan.
D. Pengajaran Bidang Bimbingan TIKdi SMP
Pengajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialmerupakan salah
satu bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling (BK) TIK yang terbagi lagi
menjadi 4 model bimbingan yaitu:
1. bimbingan
pribadi
2. bimbingan
sosial
3. bimbingan
belajar
4. bimbingan
karir
Sedangkan
jenis-jenis layanan BK TIK itu sendiri terdiri dari beberapa layanan, yaitu
antara lain:
1. orientasi
2. informasi
3. penempatan/penyaluran
4. pembelajaran
5. konseling
perorangan
6. bimbingan
kelompok
7. konseling
kelompok
Keadaan memungkinkan para pengajar
untuk mengembangkan bahan kajian tertentu dengan memasukkan peristiwa-peristiwa
yang tengah berlangsung yang berkaitan dengan lingkungan sosial dan masyarakat tanpa
mengurangi tuntutan minimal bahan kajian yang ada dalam GBPP. Dengan demikian
sasaran pembelajaran sebagaimana yang disyaratkan oleh kurikulum dapat tercapai
dan siswa memiliki wawasan yang lebih luas tentang berbagai peristiwa yang
terjadi serta memahami kaitan antara masa lampau sekarang dan akan datang.
E. Kesulitan Belajar Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam buku The Process of Parenting, Brooks
(1981) mengatakan bahwa kesulitan belajar itu sukar didefinisikan dengan tepat.
Menurutnya secara umum kesulitan belajar diartikan sebagai kekurangan dalam
proses, belajar yang mendasar, misalnya siswa kurang memperoleh motivasi
belajar, baik dari dalam dirinya maupun dari guru, orang tua atau
lingkungannya.
Sedangkan Ahmadi dan Supriyono,
(1991) memapar-kan bahwa kemampuan belajar setiap individu siswa tidak sama,
ada yang cepat ada yang lambat menangkap isi pelajaran. Perbedaan individual
itulah yang menyebabkan timbulnya perbedaan mestinya hal seperti itu disebut
dengan tingkah laku belajar sebagaimana kesulitan belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar bidang Bimbingan
Pribadi dan Sosialdapat dikatakan kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi
dan Sosialyang dihadapi siswa, sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan siswa,
sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan kemampuan dirinya secara optimal untuk
menguasai materi pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Oleh sebab itu guru
seharusnya memandang kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialitu
merupakan sebagian dari proses pembelajaran bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialdi
kelas.
Dengan cara pandang demikian itu, upaya guru dalam membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar bidang bimbingan pribadi, sekaligus
dapat difungsikan untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran bidang
Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa yang
mengalami kesulitan belajar bidang Bimbingan Pribadi dan Sosialsalah satu cara
ialah dengan melihat (observasi) nilai tes-tes bidang Bimbingan Pribadi dan
Sosialsiswa dalam satu kelas, kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas.
Hasil ulangan siswa dianalisa untuk dicari jenis kesalahan
yang dilakukan siswa, untuk menentukan jenis bantuan yang diperlukan siswa dalam
membantu mengatasi masalah kesulitan belajar yaitu pengaruh faktor internal dan
faktor eksternal (William Burton).
a)
Faktor Internal
1)
Masalah pergaulan
- Karena
keadaan jiwa anak mempunyai sifat pemalu.
- Emosi
tidak seimbang.
- Perasaan tidak aman, anak tidak senang tinggal di sekolah dan
di rumah tetapi tidak tahu mengapa demikian.
- Sulit
menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Masalah Pelajaran
- Kurang bisa membagi waktu.
- Kurangnya semangat belajar (tidak ada minat belajar).
- Sukar memusatkan perhatian waktu belajar.
3) Kemampuan Dasar intelektual
Kemampuan dasar yang rendah dapat
menyebabkan kegagalan dalam mengikuti pembelajaran bidang bimbingan pribadi. Garedner dalam Thomas Astrong (2000) mengatakan ada delapan kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap manusia yang disebut dengan multiple intelligences
(kecerdasan majemuk), meliputi :
kecerdasan linguistik,
kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan - maupun tertulis;
kecerdasan matematis
logis, kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang
benar;
kecerdasan spasial, kemampuan membayangkan, mempresentasikan
ide secara visual spasial dan mengorientasikan diri secara tepat dalam matrik
spasial;
kecerdasan kinestetis keahlian menggunakan seluruh tubuh
untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan ketrampilan menggunakan tangan untuk
mencipta-kan atau mengubah sesuatu;
kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal
dengan cara mempersepsi, membedakan mengubah dan mengekspresikan;
kecerdasan interpersonal, kemampuan mempersepsi clan membedakan
suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain;
kecerdasan intraprosonal, kemampuan memahami diri secara
akurat, kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan,
kemampuan berdisi-plin diri, memahami dan menghargai diri;
kecerdasan natmalis,
kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya.
Kedelapan kecerdasan tersebut
berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda-beda pada diri setiap orang. Bobbi De Porter dan Mike Hernachi membagi otak manusia
menjadi tiga bagian dasar yaitu (1) batang otak atau otak reptil, (2) systim
limbic atau otak mamalia dan (3) neokorteks.
Otak reptil berkaitan dengan inoting
mempertahankan hidup, dorongan untuk mengembangkan spesies. Perhatiannya adalah
pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Otak limbic berkaitan dengan
kecerdasan. Berfungsi mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan
pendengaran dan sensasi tubuh, proses yang berasal dari pengaturan ini adalah
Junolaron, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku, bahasa
kendali motorik dasar dan ideasi (penciptaan gagasan non verbal).
b) Faktor Eksternal
1. Tempat belajar yang tidak menyenangkan.
2. Metode pembelajaran guru yang kurang menarik.
3. Keadaan
keluarga dan lingkungan sekitar.
F. Bimbingan TIK Materi Simulasi UNBK
Pembelajaran Bimbingan Pribadi dan
Sosialmerupakan salah satu bentuk bidang layanan dalam Bimbingan dan Konseling.
Pembelajaran Bimbingan Pribadi dan Sosialyang dimaksud dalam penelitian ini
adalah dibatasi pada bahasan materi Psikologi Remaja. Dengan sub materi
pembahasansebagai berikut :
a. Rentangan Usia Remaja
Remaja adalah
suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22
tahun.
b. Ciri-ciri (karakteristik)
Remaja
1. Perkembangan
Fisik
Fase remaja adalah periode
kehidupan manusia yang sangat setrategis, penting dan berdampak luas bagi
perkembangan berikutnya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan
terpenting adalah aspek seksualitas, yang dapat dipilah menjadi 2 bagian,
yakni:
¨
Ciri-ciri seks primer
Remaja pria
mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma
dan kelenjar prostat. Pada remaja wanita, terjai pertumbuhan cepat pada organ
rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan
¨
Ciri-ciri seks sekunder
Seksualitas
sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu
sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan
bulu-bulu pada kumis, jambang, dan janggut, tangan, kaki, ketiak dan
kelaminnya. Pada pria tumbuh jakun dan suara
remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar.
Pada
remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni
pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu dibuah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi wanita dewasa secara profesional
2. Perkembangan kognitif (kemampuan berfikir)
3. Perkembangan emosi
4. Perkembangan moral
5. Perkembangan sosial
6. Perkembangan kepribadian
7. Perkembangan kesadaran beragama
c. Tugas Perkembangan
Setiap fase memiliki tugas alamiah untuk berkembang, fase
balita tugas perkembangannya adalah belajar berbicara dan berjalan. Jika tugas
ini gagal dicapai berarti telah terjadi penyimpangan perkembangan. Salah satu
contoh fase perkembangan pada remaja yaitu :
1. Menerima keadaan fisik dengan
segala kualitasnya (tidak rendah diri atas kekurangan fisiologisnya.
2. Mencapai kemandirian emosional
dari orangtua dan figur yang mempunyai otoritas lainnya.
3. Mengembangkan keterampilan
berkomunikasi antara pribadi dan belajar bergaul dengan orang lain/ teman
sebaya.
4. Menemukan manusia model atau
tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya.
0 komentar:
Post a Comment