BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi
internasional yang sangat penting untuk dikuasai baik secara lisan maupun
tulisan. Begitu pentingnya bahasa inggris sebagai alat komunikasi Internasional sehingga pemerintah Indonesia memutuskan
untuk mengajarkannya di sekolah-sekolah di pelosok tanah air tercinta.
Sebahagian pemerintah daerah ada yang telah mulai
menerapkan pengajaran Bahasa Inggris
sejak dini mulai dari Sekolah Dasar(SD), sehingga diharapkan siswa mulai mengenal bahasa Inggris sebagai bahasa
Asing pertama, yang selanjutnya siswa akan mempelajarinya dengan lebih mudah si
sekolah lanjutan baik di SLTP maupun di SLTA.
Siswa SMA mempalajari
Bahasa Inggris sebagai kelanjutan dari sekolah menengah tingkat pertama (SLTP)
yang berarti mereka telah mengenal kemampuan dasar (Basic competence) Bahasa
Inggris sejak mereka belajar di SMP. Begitu pula selanjutnya kemampuan
berbahasa Inggris siswa di kelas XI IPA1 merupakan kelanjutan yang diperoleh
siswa dari kelas X di sekolah menengah
tingkat atas (SMA), termasuk di SMA 34 Jakarta.
Untuk mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting
karena banyak referensi yang tertulis dalam bahasa Inggris. Pentingnya
menguasai bahasa Inggris agar siswa dapat mengakses informasi yang dibutuhkan
dari internet dan pula sangat bermanfaat
untuk mempelajari teknologi sebagai bekal kehidupan masa depan siswa.
Perkembangan yang pesat
di bidang teknologi informasi dan komuniksai menuntut generasi muda memahami
pentingny menignkatkan pengetahuan bahasa Inggris sebagai alat untuk meggapai tujuan yang
dimaksud di atas, yaitu penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
Peneliti berupaya
menawarkan sebuah solusi dalam belajar Bahasa Inggris, khususnya di SMA Kelas
XI IPA1 dan lebih khususnya untuk
memepelajari aspek reading yang bermanfaat bagi siswa untuk dapat mengerti teks
tertulis.
untuk mengatasi masalah
kurangnya kemampuan siswa dalam masalah reading, maka peneliti mencoba menerapkan
metode diskusi kelompok agar siswa dapat
mengerti teks tulis bahasa Inggris untuk keperluan yang lebih
urgent dan peneliti mencoba menggunakan
metode diskusi kelompok karena metode ini dipercaya dapat mendongkrak prestasi
siswa dengan terjadi tukar pendapat di dalam kelompok siswa. Dengan metode ini
siswa dipercaya dapat mendorong siswa lain (teman di dalam kelompoknya) untuk
melakukan analisis dan sintesis.
Dengan metode diskusi kelompok, siswa
lebih bersemangat mencoba mengerti penjelasan teman mereka sendiri dengan cara
tukar pendapat dengan gaya bahasa yang mereka dengan mudah mengerti dan dengan
contoh-contoh kalimat yang mereka lebih akrab sesuai perkembangan dunia mereka.
Metode diskusi kelompok digunakan
agar siswa dapat menjawab comprehension questions dengan cara mengkonfirmasikan
jawaban sendiri dengan jawaban yang dibuat oleh teman kelompoknya. Selain itu
pula supaya siswa dapat mendiskusikan vocabulary yang mereka temukan di dalm
teks yang mereka baca (guessins meaning) from context. Termasuk juga
mendiskusikan main idea of certain paragraph, dan mencari informasi rinci.
Untuk
keperluan di atas, maka peneliti mengambil judul tindakan kelas ini:
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA READING COMPREHENSION KELAS XI IPA 1 MELALUI
METODE DISKUSI DALAM MATERI PELAJARAN
BAHASA INGGRIS DI SMAN 34 JAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN 2009
Penulis
berharap setelah penelitian ini dilaksanakan siswa dapat lebih teliti membaca
reading text, karena memang hal tersebut dapat ditemukan di banyak kesempatan,
seperti membaca text jika membeli alat elektronik, misalnya. Membaca novel
untuk enjoyment, membaca buku teks ilmu pengetahuan, dan banyak lagi yang
lain-lain yang memang sangat berguna untuk kehidupan siswa dimasa yang akan dating.
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
paparan di atas, kemampuan Reading Comprehension siswa kelas XI IPA1 khususnya,
masih perlu ditingkatkan, khususnya sebahagian siswa yang masih dibawah standar
ketuntasan minimal (SKM), karena kemapuan Reading Comprehension sangat
menentukan pemahaman siswa terhadap teks yang dibaca dan turut mempengaruhi
prestasi siswa yang bersangkutan apabila mereka melanjutkan ke perguruan tinggi.
Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan metode group discussion untuk
membuat materi pembelajaran lebih menarik bagi mereka dan dengan demikian
diharapka mereka akan memperoleh prestasi yang lebih meningkat.
Dari
hasil diskusi dengan rekan sejawat (collaborator) kurangnya perhatian siswa
terhadap reading comprehension skill adalah sebagai akibat dari encouragement
guru pada umumnya agar siswa dapat mengekspresikan diri dalam bahasa yang
mereka pelajari. Hal seperti ini memang baik karena siswa menjadi berani
menggunakan bahasa inggris kepada sesama mereka, terutama saat diskusi
kelompok, bercerita tentang berbagai hal, bernarasi tentang Indonesian fables,
pada saat siswa harus mendescripsikan seseorang atau sesuatu, dan lain lain,
tetapi semestinya keberanian mengekspresikan diri atau mengungkapkan pendapat dibarengi
dengan penguasaan comprehension yang utuh.
B.
Rumusan
Masalah
Apakah penggunaan metode Group
Discussion dapat meningkatkan kemampuan Reading
Comprehension siswa XI IPA 1 SMAN 34 Jakarta Semester Genap Tahun Pembelajaran
2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Untuk
meningkatkan kemamapuan siswa dalam Reading Comprehension dalam mengguanakan
bahasa Inggris (English in Use) sehari-hari bila mereka harus menggunakan
bahasa yang mereke pelajari (the target language) melalui metode group discussion.
Untuk
meningkatkat kreatifitas guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta
didik dengan cara yang lebih kreatif (dengan memikirkan bagaimana cara yang
lebih menarik bagi siswa) agar lebih menyenangkan bagi siswa maupun bagi guru
yang bersangkutan.
D.
Manfaat Penelitian
a. Untuk siswa, membuat pelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah menyerap keterangan yang diberikan
oleh teman sebaya mereka karena group discussion menggunakan bahasa yang lugas
seperti kata gue, lo, dsb. Selain itu siswa tidak merasa canggung atau malu
bertanya bila dirasa ada materi yang masih kurang jelas dimengerti karena
mereka merasa lebih akrab dibandingkan dengan kalau harus bertanya kepada guru.
Banyak siswa merasa enggan untuk bertanya kepada guru, mugkin mereka kawatir
guru menjadi marah atau merasa bila mereka bertanya membuat guru menjadi
terganggu. Jadi sebahagian siswa memilih diam dengan akibat kurang mengerti
materi yang penting ini. Dan bila hal ini kerap kali terjadi dapat membuat
siswa yang bersangkutan menjadi banyak tertinggal dari teman teman yang lain
yang tidak segan-segan bertanya bila ada hal yang mereka tidak dapat mencerna
dengan baik.
b. Untuk guru, memiliki kreatifitas
dalam merancang pembelajaran. Hal ini sangat penting sehingga guru tidak
melaksanakan hal yang sama dari waktu ke waktu sehingga siswa menjadi bosan,
atau bahkan mereka telah dapat menerka taknik apa yang akan diberikan ketika
guru datang untuk mengajar mereka. Guru yang kreatif dapat menyajikan pelajaran
dengan lebih menyenangkan kepada siswa dan ini berarti menguntungkan kepada
guru yang bersangkutan dan sekaligus juga kepada siswa.
c. Untuk sekolah, memiliki siswa yang
berkompetensi tinggi dalam menggunakan kemampuan bahasa Inggris baik lisan
maupun tulisan dengan accuracy comprehension yang lebih baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakekat Belajar
Dalam dunia pendidikan
pada zaman sekarang banyak perkembangan teori belajar yang membahas menyangkut
tingkat perkembangan jiwa/ intelektual, waktu, fasilitas dikemukakan oleh para
ahli/ pakar pendidikan.
Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
yang baru sebagai hasil pangalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (M. Sobry Sutikno, 2007).
Belajar adalah sutu proses
yang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik berupa
pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, kecakapan, kebiasaan maupun
perubahan-perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. (Nana
Sudjana, 1988)
Hamalik (1983)
mengemukakan balajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat
pengalaman dan latihan.
Belajar adalah memperoleh
suatu pengetahuan dan keterampilan yang hasilnya menetap untuk jangka waktu
lama (Baban Sarbana).
Skinner mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.
Belajar merupakan
kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal
dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan.
Winkel (1991),
mengartikan pembelejaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk
memdukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian –kejadian external yang berperanan
terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri
peserta didik. Dimyati dan Mujiono, (1999) mengartikan pembelajaran
sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
membelajarkan siswa. Dengan pengertian lain, pembelajaran adalah
usaha-usaha yagn terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi
proses belajar dalam diri siswa. (Arief.S. Sadiman etal., 1990) mengartikan
pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
0 komentar:
Post a Comment