Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan bahwa perubahan
mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta
didik secara individu, akan tetap mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan
berupa input, proses, dan hasil.
Mendikbud
mengharapkan perubahan standar kelulusan dari Ujian Nasional menjadi Asesmen
Nasional bisa mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta
didik di Indonesia. Selain itu, untuk meng-upgrade pendidikan agar bisa menjadi
bekal bagi generasi muda di masa depan.
Supaya
kamu benar-benar paham mengenai ketentuan dan apa saja yang diujikan pada
Asesmen Nasional, simak baik-baik beberapa hal penting berikut ini berdasarkan
paparan Kemendikbud.
Apa
itu Asesmen Nasional
Asesmen
Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan
program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan
dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan
karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan
yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga
instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.
Siapa
yang akan menjadi peserta Asesmen Nasional?
Diikuti
oleh seluruh satuan pendidikan / sekolah tingkat dasar dan menengah di
Indonesia, serta program kesetaraan yang dikelola oleh PKBM.
Diikuti
oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh
Pemerintah. Pemilihan ini akan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.
Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel murid karena dapat
memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.
Untuk
program kesetaraan, Asesmen Nasional akan diikuti oleh seluruh peserta didik
yang berada pada tahap akhir program belajarnya.
Diikuti
oleh guru dan kepala sekolah di setiap satuan pendidikan.
Mengapa
yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII, dan XI
Hal ini dilakukan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu, ini juga bertujuan untuk memotret dampak dari proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan atau sekolah.
Apa
yang dimaksud dengan ‘minimum’ pada Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Konten
yang diukur pada literasi membaca dan numerasi adalah konten yang bersifat
esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten
pada kurikulum diujikan, sehingga sifatnya minimum.
Literasi
dan numerasi merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan dibutuhkan
oleh semua murid, terlepas dari apa profesi dan cita-citanya di masa depan.
Selain itu, kedua kompetensi ini perlu dikembangkan secara lintas mata
pelajaran tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Hal
ini pun bertujuan untuk mendorong guru semua mata pelajaran untuk lebih fokus pada
pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis.
Apa
perbedaan AKM dengan Survei Karakter
AKM
mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi
matematika (numerasi) murid. Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar
emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia
memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
(Beriman, bertakwa, berakhlak mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong royong; Bernalar
kritis; Mandiri; Kreatif)
Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional
Objektif:
Pilihan
Ganda (hanya 1 jawaban benar)
Pilihan
Ganda Kompleks (jawaban benar lebih dari 1)
Menjodohkan
Isian
singkat (angka, nama/benda yang sudah fixed)
Non-Objektif:
Essay
Kapan
AKM akan dilaksanakan
Direncanakan
pelaksanaan AKM untuk murid kelas VIII jenjang SMP/MTs, serta kelas XI jenjang
SMA/MA, dan SMK akhir Maret 2021.
Pelaksanaan
AKM untuk murid kelas V jenjang SD/MI adalah di bulan Agustus 2021.
Berapa
banyak soal yang akan dikerjakan saat AKM?
Murid
kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca dan
numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36 soal.
Apakah
soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah pembagian
porsinya seperti UN
Tidak.
AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua murid tanpa
membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid akan mendapat soal yang
mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks beragam materi kurikulum lintas
mata pelajaran dan peminatan tercermin dalam ragam stimulus soal-soal AKM.
Adakah
kisi-kisi dan contoh soal AKM
Tidak
ada kisi-kisi. AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi yang membentuk
lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum. Pusmenjar menyediakan
contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi.
Apakah
ada nilai/skor minimum dalam AKM
Tidak.
AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi. Diharapkan semua
murid mencapai level kompetensi cakap atau mahir.
Untuk
menguasai Asesmen Nasional, kamu harus mempelajari konsep setiap materi
pelajaran dengan baik, bukan hanya menghafal materi
0 komentar:
Post a Comment